Bismillahirrahmanirrahim..
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Pernahkah kita mencoba perhatikan tayangan-tayangan dimedia (televisi, red) belakangan ini? satu sisi saya mencoba mengapresiasi perbaikan-perbaikan media per-filem-an yg mencoba memperbaiki struktur nilai budaya islam yg seharusnya, seperti dengan lahirnya "ayat-ayat cinta", "ketika cinta bertasbis 1 dan 2", "dalam mihrab cinta" disadari atau tidak ternyata nilai islam sangat terlihat didalamnya yaitu tidak adanya budaya pacaran yg diperlihatkan, tidak ada budaya bergandengan tangan, tidak ada adegan pelukan, tidak ada adegan ciuman antar para pemain yg memerankan sebagai pria dan wanita islam, yg pria berbusana sopan rapi, yg wanita berbusana tertutup longgar berjilbab dan tidak tipis.
tapi ketika ide-ide cerita yg begitu bagus di "re-package" dalam bentuk sinetron, MasyaAllah semua dirubah dan dipolesi tambahan-tambahan yg dianggap akan menjadikan sinetron ini lebih "menarik". coba perhatikan ketika sinetron menampilkan pemeran wanita yg ternyata menggunakan jilbab, tapi kelakuannya tetap juga bergandengan tangan, berpacaran, pelukan, dsb. ada juga pemeran wanita yg berjilbab tapi menggunakan celana ketat alias legging, bagaimana ceritanya udah berjilbab lalu berbaju longgar tapi celana ketat. m ungkin lebih baik kalau menurut saya pemeran wanita diset tidak berjilbab, jadi tidak merusak nilai wanita berjilbab yg bener-bener baik yg menerapkan hukum islam. karena langsung atau tidak langsung tren mode remaja ditiru dari tayangan televisi, ketika berjilbab dikombinasikan dengan style modern, alhasil jadilah berjilbab tetap mengumbar aurat.

0 comments "Ketika "Media" Merusak Islam Melalui Cinta", Baca atau Masukkan Komentar
Post a Comment